Minggu, 23 November 2008

Seni tari

Tari Kecak

Tari Kecak yang sering disebut "The Monkey Dance" bagi kalangan wisatawan merupakan tari dalam bentuk drama relative baru tetapi telah menjadi pertunjukkan yang sangat populer/terkenal dan telah menjadi pertunjukkan yang mesti ditonton baik bagi wisatawan domestik maupun luar negeri. Adegan-adegan tari kecak telah dipromosikan di beberapa poscard, buku petunjuk pariwisata dan lain-lainnya.

Nama Kecak adalah adalah sebuah nama yang secara langsung diambil setelah suara "cak, cak" yang di ucapkan secara terus menerus sepanjang pertunjukan. Ada beberapa yang menerangkan bahwa kata atau suara “cak” sebenarnya mempunyai arti yang sangat penting dan significant di dalam pertunjukan.

Asal muasal tari kecak

Tak diketahui secara pasti darimana tarian kecak berasal dan dimana pertama kali berkembang, namun ada suatu macam kesepakatan pada masyarakat Bali kecak pertama kali berkembang menjadi seni pertujukan di Bona, Ganyar, sebagai pengetahuan tambahan kecak pada awalnya merupakan suatu tembang atau musik yang dihasil dari perpaduan suara yang membentuk melodi yang biasanya dipakai untuk mengiringi tarian Sahyang yang disakralkan. Dan hanya dapat dipentaskan di dalam pura. Kemudaian pada awal tahun 1930an astist dari desa Bona, Gianyar mencoba untuk mengembangkan tarian kecak dengan mengambil bagian cerita Ramayana yang didramatarikan sebagai pengganti Tari Sanghyang sehingga tari ini akhirnya bisa dipertontontan di depan umum sebagai seni pertunjukan. Bagian cerita Ramayana yang diambil pertama adalah dimana saat Dewi Sita diculik oleh Raja Rahwana.

Perkembangan Tari Kecak Di Bali

Tari kecak di Bali mengalami terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak tahun 1970-an. Perkembangan yang bisa dilihat adalah dari segi cerita dan pementasan. Dari segi cerita untuk pementasan tidak hanya berpatokan pada satu bagian dari Ramayana tapi juga bagian bagian cerita yang lain dari Ramayana.

Kemudian dari segi pementasan juga mulai mengalami perkembangan tidak hanya ditemui di satu tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa desa yang lain di Bali mulai mengembangkan tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group kecak dimana anggotanya biasanya para anggota banjar. Kegiatan kegiatan seperti festival tari Kecak juga sering dilaksanakan di Bali baik oleh pemerintah atau pun oleh sekolah seni yang ada di Bali. Serta dari jumlah penari terbanyak yang pernah dipentaskan dalam tari kecak tercatat pada tahun 1979 dimana melibatkan 500 orang penari. Pada saat itu dipentaskan kecak dengan mengambil cerita dari Mahabarata. Namun rekor ini dipecahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan yang menyelenggarakan kecak kolosal dengan 5000 penari pada tanggal 29 September 2006, di Tanah Lot, Tabanan, Bali.

Pola Tari Kecak

Sebagai suatu pertunjukan tari kecak didukung oleh beberapa factor yang sangat penting, Lebih lebih dalam pertunjukan kecak ini menyajikan tarian sebagai pengantar cerita, tentu musik sangat vital untuk mengiringi lenggak lenggok penari. Namun dalam dalam Tari Kecak musik dihasilkan dari perpaduan suara angota cak yang berjumlah sekitar 50 – 70 orang semuanya akan membuat musik secara akapela, seorang akan bertindak sebagai pemimpin yang memberika nada awal seorang lagi bertindak sebagai penekan yang bertugas memberikan tekanan nada tinggi atau rendah seorang bertindak sebagai penembang solo, dan sorang lagi akan bertindak sebagai ki dalang yang mengantarkan alur cerita. Penari dalam tari kecak dalam gerakannya tidak mestinya mengikuti pakem pakem tari yang diiringi oleh gamelan. Jadi dalam tari kecak ini gerak tubuh penari lebih santai karena yang diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suara.

Seni musik

Seni Musik Dayak






Pria Dayak Kenyah yang memainkan alat musik Sampe'
Alat Musik Sampe
Photo: AsiaFoto.com

Suku Dayak memiliki bermacam-macam alat musik, baik berupa alat musik petik, pukul dan tiup. Dalam kehidupan sehari-hari suku di pedalaman ini, musik juga merupakan sarana yang tidak kalah pentingnya untuk penyampaian maksud-maksud serta puja dan puji kepada yang berkuasa, baik terhadap roh-roh maupun manusia biasa. Selain itu musik alat-alat musik ini digunakan untuk mengiringi bermacam-macam tarian.

Seperti halnya dalam seni tari, pada seni musik pun mereka memiliki beberapa bentuk ritme, serta lagu-lagu tertentu untuk mengiringi suatu tarian dan upacara-upacara tertentu. Masing-masing suku memiliki kekhasannya sendiri-sendiri.


Alat Musik Suku Dayak:

Alat Musik

Keterangan

Gendang
Ada beberapa jenis Gendang yang dikenal oleh suku Dayak Tunjung:
  • Prahi
  • Gimar
  • Tuukng Tuat
  • Pampong
Genikng
Sebuah gong besar yang juga digantungkan pada sebuah standar (tempat gantungan) seperti halnya gong di Jawa.
Gong
Sama seperti gong di Jawa, dengan diameter 50-60 cm
Glunikng
Sejenis alat musik pukul yang bilah-bilahnya terbuat dari kayu ulin. Mirip alat musik saron di Jawa.
Jatung Tutup
Gendang besar dengan ukuran panjang 3 m dan diameter 50 cm
Jatung Utang
Sejenis alat musik pukul dari kayu yang berbentuk gambang. Memiliki 12 kunci, tergantung dari atas sampai bawah dan dimainkan dengan kedua belah tangan.
Kadire
Alat musik tiup yang terbuat dari pelepah batang pisang dan memiliki 5 buah pipa bambu yang dibunyikan dengan mempermainkan udara pada rongga mulut untuk menghasilkan suara dengung.
Klentangan
Alat musik pukul yang terdiri dari enam buah gong kecil tersusun menurut nada-nada tertentu pada sebuah tempat dudukan berbentuk semacam kotak persegi panjang (rancak). Bentuk alat musik ini mirip dengan bonang di Jawa. Gong-gong kecil terbuat dari logam sedangkan tempat dudukannya terbuat dari kayu.
Sampe
Sejenis gitar atau alat musik petik dengan dawai berjumlah 3 atau 4. Biasanya diberi hiasan atau ukiran khas suku Dayak.
Suliikng
Alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Ada beberapa jenis suliikng:
  • Bangsi / Serunai
  • Suliikng Dewa
  • Kelaii
  • Tompong
Taraai
Sebuah gong kecil yang digantungkan pada sebuah standar (tempat gantungan). Alat pemukul terbuat dari kayu yang agak lunak.
Uding (Uring)
Sebuah kecapi yang terbuat dari bambu atau batang kelapa. Alat musik ini dikenal juga sebagai Genggong (Bali) atau Karinding (Jawa Barat).





Seni Musik Kutai






Seni Suara/Musik Kutai banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Islam. Diantaranya adalah:

1. Musik Tingkilan

Pemain musik tingkilan
Para pemain musik tingkilan Kutai
Photo: Agri, 2002

Seni musik khas suku Kutai adalah musik Tingkilan, kesenian ini memiliki kesamaan dengan kesenian rumpun Melayu. Alat musik yang digunakan adalah Gambus (sejenis gitar berdawai 6), ketipung (semacam kendang kecil), kendang (sejenis rebana yang berkulit sebidang dan besar) dan biola.
Musik Tingkilan disertai pula dengan nyanyian yang disebut betingkilan. Betingkilan sendiri berarti bertingkah-tingkahan atau bersahut-sahutan. Dahulu sering dibawakan oleh dua orang penyanyi pria dan wanita sambil bersahut-sahutan dengan isi lagu berupa nasihat-nasihat, percintaan, saling memuji, atau bahkan saling menyindir atau saling mengejek dengan kata-kata yang lucu. Musik Tingkilan ini sering digunakan untuk mengiringi tari pergaulan rakyat Kutai, yakni Tari Jepen.

2. Hadrah
Kesenian ini mempergunakan alat musik terbang atau rebana. Kesenian ini dibawakan sambil menabuh terbang tersebut disertai nyanyian dalam bahasa Arab yang diambil dari kitab Barjanji. Kesenian ini umumnya ditampilkan untuk mengarak pengantin pria menuju ke rumah mempelai wanita, selain itu juga sering ditampilkan pada perayaan hari-hari besar Islam.

burung purba

Penelitian terhadap fosil rongga otak dari burung purba yang telah

berusia 150 juta tahun lebih telah menjawab pertanyaan apakah hewan itu
bisa terbang seperti burung atau tidak. Dan menurut para ilmuwan,
jawabannya adalah: bisa!
Adapun fosil yang diteliti di atas berasal dari burung jaman Jurassic
yang dikenal sebagai Archaeopteryx. Para ilmuwan menggunakan peralatan
pemindai (scanning) berteknologi tinggi untuk melihat bagian dalam
rongga otak sang burung.
Hasilnya, mereka mendapatkan suatu struktur otak serupa dengan struktur
burung modern yang dipakai untuk terbang dan keseimbangan tubuh. Hal
ini menguatkan teori yang menyebutkan bahwa sayap-sayap Archaeopteryx
bisa dipakai lebih dari sekedar membantunya meluncur.
Sejak ditemukannya fosil pertama Archaeopteryx tahun 1861, spesies ini
telah menjadi sumber perdebatan di kalangan komunitas palaentologi.
Burung pemangsa yang bisa tumbuh hingga 50 cm dengan sayap membentang
ini memiliki kenampakan setengah dinosaurus setengah burung.
Ia memiliki ciri-ciri hewan terbang seperti sayap dan bulu-bulu, namun
memiliki moncong bergigi dan kaki seperti dinosaurus, serta lengan
bercakar. Nah, yang kemudian ramai diperdebatkan adalah apakah burung
dinosaurus ini bisa terbang lincah seperti burung modern, atau sekedar
meluncur dengan sayapnya.
Hingga kini, sedikit saja yang diketahui mengenai bagaimana organ-organ
dalam hewan ini berfungsi. Namun Dr Angela Milner, peneliti dari
Natural History Museum London, menggunakan metode scanning mutakhir
yang disebut computed tomography untuk melihat bagian dalam tempurung
otak Archaeopteryx yang telah menjadi fosil.
Piranti canggih milik Universitas Texas, Austin, ini memungkinkan para
peneliti melihat celah-celah paling kecil dan halus yang terdapat di
bagian dalam rongga otak. Hasil scanning kemudian dikonversikan dalam
bentuk 3 dimensi menggunakan komputer.
Hasil konversi itu sungguh menakjubkan dan mencengangkan, bahkan bagi
mereka yang ahli. "Tadinya kami mengira akan mendapatkan otak seperti
yang dimiliki dinosaurus," kata Dr Milner. "Ternyata kami memperoleh
otak yang serupa benar dengan otak burung."
Gambar yang dihasilkan komputer menunjukkan suatu anatomi otak yang
sangat mirip dengan otak burung-burung modern, seperti elang, kenari
dan lainnya. Ia memiliki saluran semicircular yang berkembang baik di
telinga bagian dalamnya, yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan,
serta ruang optik besar untuk fungsi penglihatan. Keduanya adalah hal
penting yang diperlukan agar burung bisa terbang efisien dan bermanuver
dengan baik.
"Hasil scan pada dasarnya menunjukkan bahwa Archaeopteryx memiliki
semua hal yang dibutuhkan burung untuk terbang," tambah Dr Milner.
Terbang lebih awal
Menurut pendapat para ilmuwan yang dimuat dalam journal Nature,
penemuan di atas memberikan bukti kuat bahwa Archaeopteryx dulu
menghuni angkasa seperti burung.
"Semua ini menunjukkan perkembangan otak burung beriringan dengan
struktur fisik yang dibutuhkan untuk terbang seperti sayapnya," kata Dr
Milner. "Fakta bahwa otak Archaeopteryx serupa dengan burung,
menunjukkan kemampuan terbang telah berevolusi lebih awal dari
perkiraan kita."
Untuk menguatkan pendapat itu, para ilmuwan berencana mempelajari fosil
burung-burung purba lain. Hanya saja saat ini tidak banyak fosil burung
purba yang ditemukan. Khusus untuk Archaeopteryx, hanya ada enam fosil
yang didapatkan di seluruh dunia, dan sebuah contoh bulunya.

Oksigen yang Tidak Stabil Adalah Penyebab Sakitnya Kita

Apakah oksigen adalah sesuatu yang baik? Jawabnya ya. Oksigen penting bagi kita semua untuk tetap hidup. Oksigen relatif stabil di dalam udara, tapi jika terlalu banyak diserap ke dalam tubuh malah menjadi aktif dan tidak stabil. Oksigen punya kecenderungan menempelkan dirinya sendiri ke molekul-molekul biologis, termasuk diantaranya sel yang sehat. Oksigen yang tidak stabil ini disebut ‘radikal bebas’. Aktivitas kimianya bisa berasal dari satu atau lebih dari satu pasangan elektron yang tidak berpasangan. Sekitar 2% oksigen yang kita hirup menjadi oksigen yang aktif. Jumlah itu meningkat 20% saat kita melakukan latihan aerobik.

Radikal bebas yang dibarengi dengan elektron yang tidak berpasangan bersifat tidak stabil dan menunjukkan potensi oksidasi yang tinggi. Ini berarti mereka mampu mencuri elektron dari sel yang sehat. Mekanisme kimia ini berguna saat digunakan sebagai obat pembasmi kuman seperti hidrogen peroksida atau ozon. Mereka digunakan untuk mensterilkan luka dan peralatan medis. Di dalam tubuh, radikal bebas menyerang dan memusnahkan bakteri serta virus. Namun permasalahan muncul saat terlalu banyak radikal bebas diproduksi di dalam tubuh. Radikal bebas menjadi sangat aktif dan menempelkan dirinya sendiri ke sel-sel yang lebih sehat lalu merusak gen mereka. Radikal oksigen yang aktif mencuri elektron dari molekul biologi yang normal dan sehat. Pencurian elektron oleh oksigen yang aktif mengoksidasi jaringan tubuh dan bisa menyebabkan penyakit.
Pembusukan terjadi saat mikroba di dalam udara menyerang protein, peptida, dan asam aminonya telur, ikan, dan daging. Hasilnya adalah sejumlah substansi yang tidak menyenangkan:
≥ Hidrogen Sulfida
≥ Ammonia
≥ Histamine
≥ Indole
≥ Fenol
≥ Scatole
Semua substansi di atas juga diproduksi secara alami dalam sistem pencernaan makanan saat kita sedang mencerna makanan. Hasilnya adalah bau yang tidak sedap di tinja/kotoran. Pembusukan makanan yang basi disebabkan oleh mikroba di dalam udara; proses alami ini diduplikasi dalam sistem pencernaan makanan oleh mikroba di dalam usus. Semua produk buangan dari pencernaan bersifat pathogen—mampu menyebabkan penyakit di dalam tubuh. Hidrogen sulfida dan ammonia adalah toksin yang mampu merusak liver. Histamine memperbesar berbagai penyakit alergi seperti atopic dermatitis, urticaria (rasa gatal dengan berbintik-bintik merah dan bengkak), serta asma. Indole dan fenol dianggap sebagai karsinogen (zat-zat yang menyebabkan penyakit kanker).

Efek Oksidasi pada Organ yang Vital
Jaringan tubuh yang teroksidasi mengakibatkan:
≥ Liver Hepatitis, cirrhosis, kanker
≥ Pancreas Pancreatitis, diabetes, kanker
≥ Kidneys Nephritis, nephrosis, kanker
Karena oksigen yang aktif mampu merusak jaringan yang normal, adalah penting untuk menghilangkan oksigen yang aktif ini dari tubuh sebab mampu menyebabkan disintegrasinya jaringan yang sehat.

Antioksidan Memblokir Oksidasi yang Berbahaya
Salah satu cara melindungi jaringan yang sehat dari kerusakan oksidasi yang disebabkan oleh oksigen yang aktif adalah dengan menyediakan elekton bagi radikal-radikal oksigen yang aktif, dengan begitu menetralisir potensi oksidasi mereka yang tinggi dan mencegah mereka dari mengganggu jaringan yang sehat.
Penelitian hubungan antara diet dengan kanker jauh dari selesai, tapi sejumlah bukti mengindikasikan bahwa apa yang kita makan mempengaruhi kerentanan kita terhadap kanker. Sejumlah makanan menolong pertahanan terhadap munculnya kanker, tapi makanan yang lain malah memperbesar kemungkinan kita terkena kanker.
Sebagian besar kerusakan yang diakibatkan substansi karsinogen dalam makanan bisa saja terjadi karena reaksi oksidasi di dalam sel. Dalam proses ini, sebuah molekul oksigen yang aneh mampu merusak kode genetiknya sel. Sejumlah peneliti mempercayai substansi yang mencegah oksidasi—yang dijuluki antioksidan—mampu menghalangi kerusakan. Hal ini menimbulkan teori mengonsumsi antioksidan alami dapat menjadi aspek yang penting dari pertahanan tubuh terhadap kanker. Beberapa substansi yang dipercaya mencegah kanker adalah: vitamin C, vitamin E, beta-carotene, selenium, dan glutathione (sebuah asam amino). Mereka menyuplai elektron ke radikal bebas dan menghalangi interaksi radikal bebas dengan jaringan yang normal.

Bagaimana Kita Dapat Menghindari Sakit?
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, keberadaan sejumlah produk pembuangan yang mengandung racun seperti hydrogen sulfide, ammonia, histamine, indole, fenol dan scatole memberi bau yang ofensif ke kotoran manusia. Dalam bidang medis, diketahui bahwa beraknya para pasien penderita hepatitis dan cirhossis sangat berbau tidak sedap.
Tubuh merespons keberadaan toksin-toksin di atas dengan memproduksi neutrophil leukocyte, yang melepaskan oksigen aktif untuk menetralisir kerusakan pada organ-organ tubuh yang disebabkan produk-produk pembuangan tersebut. Tapi produksi oksigen aktif yang dalam jumlah amat banyak mampu merusak sel sekaligus menetralisir toksin. Kesimpulannya, kita bisa meminimalisir efek yang merugikan dari radikal-radikal oksigen aktif. Caranya adalah mengurangi mereka dengan suplai elektron yang banyak.

Air, Solusi Alami
Tidak ada pengganti bagi diet seimbang yang sehat, khusunya pada material antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, beta-carotene, dan makanan lainnya yang bagus buat kita. Namun substansi-substansi tersebut bukanlah sumber elektron terbaik yang mampu mencegah oksidasi dari jaringan yang sehat.

Air yang mengalami proses elektrolisa untuk meningkatkan potensi reduksinya merupakan solusi terbaik buat menyediakan sumber elektron yang aman guna mencegah oksidasi jaringan yang normal oleh radikal oksigen yang bebas. Air tereduksi (yang punya kelebihan elektron bebas untuk disumbangkan ke oksigen aktif) dipercaya sebagai solusi terbaik sebab:
≥ Potensi reduksi air bisa ditingkatkan jauh lebih banyak dari antioksidan yang lain di dalam suplemen vitamin maupun makanan.
≥ Berat molekul air tereduksi yang ringan, membuatnya bereaksi dengan cepat dan mampu mencapai semua jaringan tubuh dalam waktu yang amat singkat.